Mikroskopi sel darah adalah salah satu metode penting dalam menganalisis kesehatan darah seseorang. Dengan menggunakan mikroskop, ahli patologi atau teknisi medis dapat memeriksa sel darah untuk mengenali apakah sel tersebut normal atau menunjukkan tanda-tanda gangguan medis. Pemeriksaan mikroskopis ini sering digunakan untuk mendiagnosis berbagai penyakit darah, seperti anemia, leukemia, infeksi, dan gangguan pembekuan darah.
Pada mikroskopi darah, kita dapat memeriksa tiga jenis sel utama dalam darah: sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit (platelet). Setiap sel memiliki ciri khas yang memungkinkan kita untuk mengenali apakah mereka normal atau abnormal. Berikut adalah penjelasan mengenai ciri-ciri sel darah yang normal dan yang abnormal berdasarkan pemeriksaan mikroskopis:
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel Darah Merah Normal:
Bentuk: Sel darah merah yang normal memiliki bentuk cakram bikonkaf atau berbentuk cekung di kedua sisi. Bentuk ini memaksimalkan area permukaan untuk pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida).
Ukuran: Ukurannya kira-kira 6-8 mikrometer.
Warna: Karena mengandung hemoglobin, sel darah merah normal berwarna merah terang saat membawa oksigen dan merah gelap saat mengangkut karbon dioksida.
Inti: Sel darah merah normal tidak memiliki inti. Ini adalah salah satu ciri khas sel darah merah, yang memungkinkan mereka lebih fleksibel dan mampu membawa lebih banyak hemoglobin.
Sel Darah Merah Abnormal:
Anisosit: Adanya variasi ukuran yang abnormal dalam sel darah merah. Beberapa sel mungkin lebih besar atau lebih kecil dari ukuran normal.
Poikilositosis: Bentuk sel darah merah yang tidak teratur, misalnya berbentuk seperti bola, elips, atau sabit.
Sickle Cell (Sel Sabit): Pada anemia sel sabit, sel darah merah memiliki bentuk sabit atau setengah bulan. Sel ini tidak fleksibel, mudah pecah, dan tidak dapat mengangkut oksigen dengan efektif.
Makrositosis: Sel darah merah yang lebih besar dari ukuran normal, biasanya terjadi pada anemia megaloblastik (akibat kekurangan vitamin B12 atau asam folat).
Mikrositosis: Sel darah merah yang lebih kecil dari ukuran normal, biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi.
Polikromasi: Penemuan sel darah merah yang lebih muda (retikulosit) dalam jumlah banyak di dalam darah. Biasanya, ini menunjukkan adanya peningkatan produksi sel darah merah yang tidak matang, mungkin sebagai respons terhadap anemia.
Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel Darah Putih Normal: Sel darah putih adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh dan berfungsi melawan infeksi. Sel darah putih yang normal dapat dibagi menjadi beberapa jenis, masing-masing memiliki bentuk dan fungsi khusus:
Neutrofil: Ini adalah sel darah putih yang paling banyak, sekitar 50-70% dari total leukosit. Neutrofil memiliki inti multilobed (berbilah), dan granula dalam sitoplasma mereka bersifat netral.
Limfosit: Memiliki inti besar dengan sedikit sitoplasma yang membentuk sel kecil. Limfosit terbagi menjadi dua jenis utama: B limfosit (yang menghasilkan antibodi) dan T limfosit (yang memerangi infeksi dan sel-sel kanker).
Monosit: Memiliki inti berbentuk kacang dan ukuran sel yang lebih besar dibandingkan dengan neutrofil dan limfosit. Monosit berfungsi sebagai fagosit, yang memakan dan menghancurkan patogen.
Eosinofil: Memiliki inti yang sering terlihat terbelah menjadi dua bagian dan granula merah jambu dalam sitoplasma. Eosinofil berperan dalam respons alergi dan infeksi parasit.
Basofil: Memiliki granula biru tua atau ungu dalam sitoplasma dan inti yang berbentuk S atau berbagi dua. Basofil terlibat dalam reaksi alergi.
Sel Darah Putih Abnormal:
Leukositosis: Peningkatan jumlah sel darah putih, sering ditemukan dalam infeksi akut atau proses inflamasi.
Leukopenia: Penurunan jumlah sel darah putih, dapat terjadi pada penyakit autoimun, infeksi berat, atau efek samping dari kemoterapi.
Blastos: Sel darah putih yang belum matang yang ditemukan dalam darah perifer adalah indikasi dari leukemia. Sel-sel ini tidak memiliki kemampuan untuk melawan infeksi dengan benar.
Granulasi Abnormal: Kadang-kadang granula dalam neutrofil bisa lebih besar atau lebih sedikit dari biasanya, yang menunjukkan gangguan atau penyakit seperti leukemia mielositik.
Lymphocytosis: Peningkatan jumlah limfosit yang mungkin menunjukkan infeksi virus atau gangguan seperti leukemia limfositik.
Trombosit (Platelet)
Trombosit Normal:
Bentuk: Trombosit biasanya memiliki bentuk cakram kecil dan tidak teratur. Mereka memiliki banyak proyeksi (kaki) yang membantunya dalam proses pembekuan darah.
Ukuran: Trombosit memiliki diameter sekitar 2-4 mikrometer.
Jumlah: Jumlah trombosit dalam darah normal sekitar 150.000 hingga 450.000 per mikroliter darah.
Trombosit Abnormal:
Trombositopenia: Penurunan jumlah trombosit, yang dapat menyebabkan perdarahan yang lebih mudah dan pendarahan lama. Ini dapat disebabkan oleh penurunan produksi trombosit di sumsum tulang, kerusakan trombosit, atau peningkatan penghancuran trombosit.
Trombositosis: Peningkatan jumlah trombosit, yang bisa terjadi akibat gangguan darah, infeksi, atau peradangan kronis.
Trombosit Abnormal: Trombosit yang lebih besar dari ukuran normal (makrotrombosit) atau trombosit yang tidak memiliki bentuk yang teratur bisa menjadi tanda gangguan, seperti trombositopati atau pembekuan darah yang berlebihan.
Pemeriksaan Mikroskopis
Dalam pemeriksaan mikroskopis darah, sampel darah yang telah diwarnai akan ditempatkan di kaca objek dan diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran tinggi (biasanya 100x atau lebih). Teknik pewarnaan yang umum digunakan termasuk pewarnaan Wright dan pewarnaan Giemsa, yang membantu menyoroti struktur inti dan sitoplasma sel darah, serta granula pada sel darah putih.
Proses Pemeriksaan Mikroskopis
Persiapan Sediaan Darah: Darah pasien diambil dengan jarum suntik dan diletakkan pada kaca objek. Darah kemudian disebar tipis di permukaan kaca menggunakan kaca penggores, menghasilkan lapisan tipis sel darah.
Pewarnaan: Sediaan darah yang telah disiapkan kemudian diwarnai menggunakan pewarnaan khusus (seperti Wright stain atau Giemsa stain) yang menghidupkan warna-warna berbeda pada sel darah, membantu membedakan jenis sel.
Pemeriksaan: Setelah pewarnaan, slide diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran yang sangat tinggi untuk melihat karakteristik dan kelainan sel darah.